Banda Aceh, (Analisa). Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggagas konferensi internasional membahas peradaban Islam dalam kebangkitan etika sosial umat Islam serta intelektual dan tradisi spiritual, pada 26-27 Oktober 2016, di kampus setempat.
The 1st International Conference on Islamic Studies (ARICIS I) yang bertema “Rethinking Islamic Civilization: Reawakening Muslim Social Ethics, Intellectual and Spiritual Tradition”, itu menyikapi dinamika global kegelisahan umat Islam akan peradaban Islam yang mengalami kemunduran dibandingkan era kejayaannya ratusan tahun lalu.
Ketua panitia konferensi internasional, Prof Dr Eka Sri Mulyani MA mengungkapkan, kajian peradaban Islam menjadi sangat penting dibahas karena peradaban Islam saat ini berada dalam keadaan terancam baik dari dalam maupun dari luar.
Sementara pada era kejayaan Islam banyak lahir para pemikir dan ulama Islam pada saat yang sama juga merupakan pakar di bidang kedokteran, matematika, ekonomi, hingga astronomi.
Sangat spesifik
“Untuk itu tema ARICIS pertama ini menjadi sangat spesifik karena juga akan memadukan hasil kajian atau penelitian terbaru dengan pendekatan integratif, berupa kajian Islam dengan ilmu pengetahuan, Islam dengan psikologi, sosial, politik, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan,” kata Eka Sri Mulyani, Jumat (21/10).
Konferensi internasional ini ingin menunjukkan peran serta kalangan kampus dalam menjawab permasalahan dalam masyarakat, juga merupakan serangkaian prosesi ulang tahun atau Dies Natalis ke-53 UIN Ar-Raniry
Sekretaris ARICIS I, Dr Anton Widyanto menjelaskan “silaturahmi” para ahli dan akademisi Islam ini bertujuan menghidupkan kembali budaya akademik di UIN Ar-Raniry.
Beberapa pembicara yang diundang dan akademisi yang telah mengirimkan karya ilmiahnya berasal dari beberapa negara di antaranya Inggris, Singapura, Thailand, Malaysia, Mesir dan Indonesia sebagai tuan rumah. Lebih dari 50 karya ilmiah akan dipresentasikan dan didiskusikan.
Di antara ahli dan pakar Islam yang berkomitmen hadir yakni Prof Sher Banu AL dari National University of Singapore, Prof Karim Dougla Crow dari The International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), Mohammad Abdelhay Ahmad Owaina dari Mesir, Dr Fadhlullah Wilmod dari Inggris. (mhd)
Sumber: http://harian.analisadaily.com/aceh/news/uin-gagas-konferensi-internasional-peradaban-islam/282928/2016/10/25